Kamis, 09 Desember 2010

SABAR

Alloh SWT menciptakan manusia sangat sempurna dari makhluk yang lainnya. Dia menciptakan manusia dengan kompleks, yaitu manusia diberikan akal, dan perasaan. Keduanya saling berkaitan satu sama lain, jika manusia melakukan sesuatu yang sulit untuk ditentukan maka perasaan yang akan membantu untuk memecahkannya. Jadi kita sebagai manusia harus bersyukur apa yang telah diberikan oleh Alloh SWT kepada kita yang dibekali oleh akal dan perasaan.

Disini saya akan menjelaskan tentang rasa yang diberikan oleh Alloh kepada kita, yaitu rasa sabar yang dikutip dari beberapa sumber.

Kita sebagai manusia harus bisa mengendalikan rasa emosional yang ada dalam diri kita, afar kita bisa mencapai suatu tingkatan yang sangat indah.

Makna SABAR

Sabar merupakan istilah dari bahasa Arab dan sudah menjadi istilah bahasa Indonesia. Asal katanya adalah “shabara”, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi “shabran“. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah. Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur’an: “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (Al-Kahfi: 28)

Dari penjelasan Surat diatas, bahwa manusia berperan penting dalam mengendalikan rasa sabar mereka sendiri, karena hanya manusia itu sendiri yang bisa mengendalikan rasa sabar mereka.

Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur’an

Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang berbicara mengenai kesabaran. Jika ditelusuri, terdapat 103 kali disebut dalam Al-Qur’an, baik berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran menjadi perhatian Allah swt.

1. Sabar merupakan perintah Allah. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). Ayat-ayat yang serupa Ali Imran: 200, An-Nahl: 127, Al-Anfal: 46, Yunus: 109, Hud: 115.

2. Larangan isti’jal (tergesa-gesa). “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…” (Al-Ahqaf: 35)

3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar: “…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (Al-Baqarah: 177)

4. Allah akan mencintai orang-orang yang sabar. “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146)

5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. “Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Anfal: 46)

6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. (Ar-Ra’d: 23 – 24)

Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits

Sebagaimana dalam Al-Qur’an, dalam hadits banyak sekali sabda Rasulullah yang menggambarkan kesabaran. Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang bertemakan sabar. Secara garis besar:

1. Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah mengungkapkan, “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” (HR. Muslim)

2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah pernah menggambarkan: “…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…” (HR. Bukhari)

3. Kesabaran merupakan anugerah Allah yang paling baik. Rasulullah mengatakan, “…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)

4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mukmin, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah; “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” (HR. Muslim)

5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah berfirman, ‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya’.” (HR. Bukhari)

6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas’ud berkata”Seakan-akan aku memandang Rasulullah saw. menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari)

7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah bersabda, “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah.” (HR. Bukhari)

8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullan saw. bersabda, “Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.” (HR. Bukhari & Muslim)

9. Kesabaran merupakan suatu keharusan, dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian. Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan atau kematian. Rasulullah saw. mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik untukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.” (HR. Bukhari Muslim)

Bentuk-Bentuk Kesabaran

Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga:

1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah. Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan insan sulit untuk sabar. Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.

2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan. Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar, terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti ghibah (baca; ngerumpi), dusta, dan memandang sesuatu yang haram.

3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah, seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun inmateri; misalnya kehilangan harta dan kehilangan orang yang dicintai.

Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran

Ketidaksabaran (baca; isti’jal) merupakan salah satu penyakit hati, yang harus diterapi sejak dini. Karena hal ini memilki dampak negatif pada amal. Seperti hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan melaksanakan ibadah. Oleh karena itulah, diperlukan beberapa kiat guna meningkatkan kesabaran. Di antaranya:

1. Mengikhlaskan niat kepada Allah swt.

2. Memperbanyak tilawah (membaca) Al-Qur’an, baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan.

3. Memperbanyak puasa sunnah. Puasa merupakan ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.

4. Mujahadatun nafs, yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat untuk mengalahkan nafsu yang cenderung suka pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, dan kikir.

5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia. Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna.

6. Perlu mengadakan latihan-latihan sabar secara pribadi. Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi, misalnya. Kemudian melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah.

7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat, tabi’in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa rasa sabar akan meningkatkan keimanan kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini Alloh SWT, karena dengan adanya rasa sabar kita akan mendapatkan kenikmatan yang tiada tara yaitu rasa bersyukur kita kepada Alloh SWT karena telah memberi kita izin hidup di dunia ini untuk bisa mengamalkan apa yang diperintahkan dan menjalankan segala amalan yang telah diberikan oleh Alloh SWT.

Sumber: www.eramuslim.com › Suara LangitTafsir Hadits

www.dakwatuna.com/.../sabar-keajaiban-seorang-mukmi

SYARAT JUDUL YANG BAIK

Dalam pembuatan karya tulis yang dilakukan oleh penulis adalah mereka menginginkan artikel mereka dibaca/diminati oleh para membaca. Mereka berlomba-lomba untuk membuat sebuah artikel yang menarik, mengikat hati para pembaca untuk membaca artikel mereka.

Dari sini dapat menarik kesimpulan bahwa judul sebuah artikel adalah garis besar yang mempresentasikan sebuah artikel dari isi artikel tersebut.

Ada beberapa tahapan untuk membuat sebuah judul yang baik, yaitu:

  1. Asli
    Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.
  2. Relevan
    Setelah menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan karangan anda.
  3. Provokatif
    Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat menduga isi karangan anda, kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak isinya tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.
  4. Singkat
    Judul yang singkat memungkinkan pembaca menangkap secara cepat maknanya,Bila judul itu panjang,(calon) pembaca harus membuang energi terlebih dahulu untuk membacanya.

aduk-udik.blogspot.com/2009/11/pertanyaan.html

KALIMAT EFEKTIF

Kalimat Efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan ide dari pemakainya secara tepat dan dapat dipahami.

Badudu(1995) pernah mengungkapkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh pembaca (penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penutur atau penulis. Selain pengertian yang diatas salah satu ahli bahasa yaitu Putrayasa mengungkapkan bahwa Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi secara sempurna karena memenuhi syarat-syarat pembentuk kalimat efektif tersebut. Jadi kalimat efektif adalah kalimat yang selalu menonjolkan gagasan-gagasan utama dengan menggunakan penekanan agar dapat diterima oleh pembaca.

Ciri-ciri Kalimat Baik dan Benar

1. Kesepadanan

Kesepadana adalah keseimbangan gagasan(pikiran) dan suatu struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan sebuah kalimat ditandai oleh beberapa hal yaitu:

a. Memiliki subjek yang jelas (kata depan di, dari, dalam, kepada daripada, sebagai, mengenai, dan menurut tidak boleh mengawali subjek, kecuali seluruh kata depan tersebut berfungsi sebagai keterangan.

b. Memiliki Predikat yang jelas

c. Tidak boleh ada subjek ganda pada sebuah kalimat.

d. Kata penghubung intrakalimat tidak boleh digunakan dalam awal kalimat tunggal.

2. Keparalelan

Menurut Arifin dan Tasai keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

3 Kehematan

Menurut Arifin dan Tasai Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat.

4 Kecermatan

Menurut Arifin dan Tasai Kecermatan adalah kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata.

5 Kepaduan

Menurut Arifin dan Tasai Kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud atau informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

6 Kelogisan

Menurut Arifin dan Tasai kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Sumber: namakuaku.wordpress.com/.../kalimat-yang-baik-dan-benar/

.

Senin, 06 Desember 2010

TOPIK

Topik adalah berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat, dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan suatu artikel. Topik adalah salah satu unsur yang penting dalam wacana percakapan. Topik merupakan suatu ide atau hal yang dibicarakan dan dikembangkan sehingga membentuk sebuah wacana. Topik juga bisa menjadi bagian dari tema ataupun menjadi bagian dari judul.

Topik berbeda dengan judul dan tema. Judul mengacu pada sebuah identitas wacana, sedangkan tema kadang-kadang tidak mencerminkan sebuah isi yang terkandung dalam wacana.

TAHAP PERSIAPAN PEMILIHAN TOPIK

Hal-halyang harus diperhatikan dalam penentuan topik:

1.Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.

2.Topik yang dipilih harus yang menarik.

3.Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.

4.Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.

5.Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. Topik yang dipilih jangan terlalu baru.

6.Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.

Dari segi umum, syarat yang baik dalam pembuatan topik sebagai berikut:

1. Menarik dibaca dan tulis

Topik yang menarik untuk ditulis dapat membangun gairah penulis untuk membuat karya ilmiah, maupun artikel dan pengembangkan karya ilmiah dari penulis, sedangkan topik yang menarik akan mengundang para pembaca untuk pembaca artikel maupun karya ilmiah.

2. Topik harus dipahami penulis

Bagi penulis harus memahami apa yang ingin dijadikan dalam bahan tulisan meskipun baru memahami prinsip-prinsip ilmiahnya.

3. Jangan terlalu baru, teknis

Bagi para pemula, sebaiknya dalam mengerjakan karya ilmiah jangan yang terlalu baru dikhawatirkan belum ada referensi dalam pustakawan dan topic yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis jika tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya.

4. Bermanfaat

Dalam pembuatan topik sebaiknya bermanfaat. Dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan berguna untuk kehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.

Sumber : aduk-udik.blogspot.com/2009/11/pertanyaan.html