Setiap tahun umat muslim melakukan ibadah qurban dimana mereka harus menyembelih seekor domba atau seekor sapi untuk membersihkan harta mereka yang telah didapat selama setahun penuh dan membagikannya kepada orang yang membutuhkannya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, disuatu masjid mereka selalu menerima dan menyalurkan hewan qurban dari para pengqurban untuk dibagikan kepada semua orang yang membutuhkannya. Dengan jumlah hewan qurban yang lumayan banyak mereka menyembelih hewan qurban tersebut, tetapi ada yang berbeda pada tahun sekarang ini. Dimana para pengqurban tidak menitipkan hewan qurban pada masjid tersebut, dikarenakan dalam pembagian daging qurban yang tidak rata dan sebagian daging tersebut dipakai untuk panitia itu sendiri atau dibagikan kepada warga yang mampu. Disini mereka tidak lagi menaruh kepercayaan kepada masjid tersebut dan hanya sedikit yang menitipkan hewan qurban ke masjid tersebut. Warga lebih memilih memotong sendiri hewan qurban mereka atau menitipkan kepada masjid yang lain yang lebih adil dalam pembagian dagging qurban tersebut. Dan pada akhir penggantian mengurus masjid, warga sekitar masjid tersebut menginginkan dewan pengurus masjid yang adil dalam pembagian daging qurban tersebut. Dan keinginan mereka terhadap pengurus masjid yang baru dan adil terpenuhi juga, mereka pun mempercayakan hewan qurban mereka ke masjid tersebut untuk disembelih dan dibagikan ke warga yang kurang mampu.
Ringkasan diatas adalah salah satu contoh dimana konflik tersebut terjadi secara tidak langsung dimana konflik tersebut tidak saling bertatap muka antara kedua belah pihak. Dan cara menyelesaikan konflik tersebut adalah dengan cara pemilihan ulang kembali pengurus masjid tersebut dan memilihnya dengan yang baru.
Disini merupakan salah satu sisi dimana dinamika konflik tersebut sering terjadi dikehidupan kita sehari-hari tanpa kita sadari dan menjadi hal yang wajar dalam kehidupan kita.
1. Konflik Emosi.
Dimana konflik tersebut terjadi karena keadaan yang tidak kondusif dan menilaian orang terhadap suatu kelompok tersebut tidak baik yang melibatkan emosi pada diri seseorang untuk mengungkapkan semua keinginannya. Tetapi konflik tidak selalu berpandangan negatif, karena dengan adanya konflik kita bisa mengetahui apa yang sedang kita lakukan tanpa harus menyebarkan konflik tersebut kebagian lainnya hanya dan situasi.
2. Manifes Konflik.
Kedua belah pihak menggunakan akal logika mereka dan menganalisa untuk mengetahui letak konflik tersebut untuk bisa mereka pecahkan bersama-sama tanpa harus merugikan pihak yang lain dan mereka mempresepsikan hasil pemikiran mereka adalah suatu hal yang harus bisa mereka selesaikan dan diterima oleh orang banyak.
3. Hasil Konflik.
Konflik sering terjadi ditubuh suatu organisasi, daan pada akhirnya mereka akan menemukan hasil dari konflik mereka dengan cara mereka memperbaiki kinerja mereka dalam mengambil keputusan dalam suatu pekerjaan dan menghasilkan suatu keputusan yang bisa diterima oleh semua anggota.